Jumat, 02 Desember 2016

Hubbu

Hubbu

Hubbu,
karenanya bunga pun bermekaran
karenanya kumbang pun merayu sang bunga
karenanya burung-burung pun bernyanyi
karenanya padi pun menjadi nasi
karenanya aku menjadi begini
karenanya ikan-ikan berenang dalam jala nelayan
karenanya daun-daun berisik berebut embun
karenanya madu menjadi pahit
karenanya empedu menjadi manis
karenanya halal menjadi

Selasa, 29 November 2016

Subhanallah..

.............

sedikit senyum yang ditampakkan
tapi tidak mengapa
masih terlihat matanya sembap
tapi tak mengapa

seulas senyum
itu sudah luar biasa
sebuah ajakan 
itu juga sudah luar biasa

pertanda walau sedikit
tapi kutahu,,

Senin, 28 November 2016

Gift

Hadiah

Aku melihatnya,
tepat di ayunan..
sedang melamun,
sedang meresapi,
atau sedang menyesali,
aku pun tak tahu..

lalu ku mencoba menyapa,
ia tersenyum.
Kuingat hadiah yang kujanjikan,
lalu ku menyuruhnya

Sabtu, 26 November 2016

Hening, again..

Sekali lagi, hening..
banyak sekali kata yang ingin terucap,
namun hanya sebatas pada kekosongan,
pada udara yang berembus,
kosong..

Namun aku tak mengerti,
kadang, tiba-tiba, ia menghampiri,
terkejut, kaget, heran,
begitulah suasananya..
mengalirlah rangkaian cerita,

Rabu, 23 November 2016

HENING

Hening...


hening..
malam yang syahdu,
ditemani rintik-rintik hujan yang tak kunjung berhenti.
aku duduk di salah satu sisi jendela,
menghadap komputer.
kuketik sesuatu di lembar layarnya,
sebagai ganti musik di atas kesendirianku..

hening..
aku tidak kedinginan di bawah sini,
aku juga tidak

Selasa, 07 Juni 2016

Hijrah

Hijrah

Perjalanan seru plus menggelikan. Tadi aku mau wawancara dengan salah seorang motivator. Oh dua motivator, ralat. Aku pergi ke lokasi wawancara bersama temanku. Lokasinya di Nurul Hayat, Rungkut. Aku dibonceng oleh teman kuliahku yang dulu satu SMP denganku. Setengah delapan, aku berangkat. Setelah dari Indomaret membeli beberapa hal yang dibutuhkan, kami langsung meluncur menuju Wonokromo. Setahuku rute jalannya adalah setelah DTC belok kanan. Aku sudah memberitahu temanku. Sebut saja NA. NA menganggukkan kepala. Itu berarti dia sudah tahu, pikirku. Eh tiba-tiba, NA tidak membelokkan motornya ke arah kanan, malah terus menuju Ngagel. Hadehh. Aku bersungut-sungut. Setengah teriak, “Belok kanan, bukannya yang tadi ya. Ini kan ke arah Ngagel. Ayo putar balik saja.”

Minggu, 05 Juni 2016

Betul betul betul...

Kebetulan Kah. . ?

Hidup ini bukanlah sebuah kebetulan. Yah memang, bahkan sebuah kebetulan yang benar-benar kebetulan sekalipun telah tertulis di lauh mahfudz, begitulah kiranya yang aku baca di akun fanspage Tere Liye di facebook. Kalau begitu semua ini bukanlah sebuah kebetlan. Seseorang yang berseliweran dalam hidupku pun bukanlah suatu kebetulan. Semuanya sudah terencana dan diatur oleh Sang Maha Skenario. Tidak ada yang meleset dan tak ada yang salah atau bahkan tertukar.
Aku mulai menganalisis ulang hidupku kembali. Siapa-siapa yang berseliweran di otakku, hatiku, dan tentu saja dalam hidupku. Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang seseorang. Sebenarnya aku tidak ingin membahasnya lagi. Biarlah saja apa yang terjadi. Sekarang aku badmood

Senin, 23 Mei 2016

Wonten..

Ada

Masya allah.. sebenarnya apa yang ingin Allah tunjuk dan ajarkan padaku? Apa hikmah dibalik semuanya? Iyya kana’ budu wa iyyaka nasta’in.
Baru kemarin malam aku menjadikan dirinya topik menulisku. Esoknya nebeng dia sampai pom benjeng. Apa kebetulan?
Pagi ini, aku balik ke kos. Rencananya aku naik angkot seperti biasa. Nanti ke gang, aku diantar sama bapak. Lah tadi sudah mau berangkat, eh si “D” dari arah barat mau berangkat sekolah. Jadi bapak mencegatnya. Suruh aku agar nebeng. Ya gak papa sih. Kasian bapak juga, kan harus ke sawah. Panen. Akhirnya aku nebeng sama si “D”. Tadi dia bawa motor matic, bukan motornya yang gedhe. Yang buat aku sedikit tertawa lihat helmnya. Warnanya pink. Tak masalah sih dengan

Senin, 16 Mei 2016

Keikhlasan dan Kesabaran

Mata Kuliah Keikhlasan dan Kesabaran

Seharusnya kita tak perlu mengeluh. Mengeluh boleh asal tidak terlalu. Mengapa? Karena pada hakikatnya disitulah kita dilatih. Dilatih untuk bersabar. Bukankah orang-orang yang beriman itu bersyukur bila diberi nikmat dan bersabar ketika mengalami musibah. Maka mari bersama-sama belajar menjadi muslim yang tangguh. Bukan berarti bangga dengan nikmat yang diperoleh, tetapi mensyukurinya, bukan dipamerkan tetapi digunakan sebagai pelajaran. Digunakan dengan sebaik-baiknya, sewajarnya, dan ala kadarnya. Ketika musibah datang berkunjung, ia bersabar. Sabar bukan berarti kalah, melainkan suatu cara pandang berbeda dengan orang lain. Orang yang bersabar memiliki cara pandang tersendiri melihat suatu masalah. Jadi ia berbeda dengan orang kebanyakan. Wallahu a’lam.
Mungkin kita mengeluh

Mahalnya Sholat Berjamaah

Mahalnya Sholat Berjamaah

Ketika di kos, aku jarang sholat berjamaah. Mengapa? Tak ada tempat bila berjamaah. Ada ruangan sholat, tapi sempit. Tidak muat untuk sholat jamaah. Terkadang kalau tidak sibuk, aku dan temanku berjamaah ke mushola. Tapi itu dulu saat semester-semester awal, sekitar semester 1, 2, dan 3. Selebihnya, aku lebih sering sholat munfarid di kamar. Begitu pula adik-adik kosku. Ya, kupanggil adik kos sebab aku dan dua orang temanku menjadi angkatan tertua di kos. Dulu masih ada yang di atasku, namun setelah lulus, mereka pindah. Ada pula yang kemabali ke daerah masing-maisng.
Kembali ke masalah sholat. Awalnya aku merasa tidak pernah sholat jamaah. Hanya kalau kebetulan di mushola kampus, terus ada imamnya, barulah aku berjamaah. Kalau tidak begitu, ya di

Selasa, 03 Mei 2016

Wis-suda

Temanku Wis-suda

Aku menyusuri jalanan ketika pukul sepuluh pagi. Cahaya matahari menyilaukan panasnya. Matahari pun merangkak naik perlahan. Sementara diriku harus nyengir-nyengir terkena sinarnya. Aku berjalan bersisian dengan seorang temanku. Hari itu aku mengunjungi teman SMA yang kini sudah wisuda. Sesuai rencana, aku mengajak teman kos agar menemaniku berjalan menuju UINSA, kampus tempat wisuda temanku SMA. Lumayan jauh sih, tapi menyenangkan bila berjalan bersama teman. Toh tidak sekali ini aku berjalan dari kos yang dekat dengan UNESA menuju UINSA hanya berjalan kaki.
Hari itu pula aku memakai rok. Meskipun aku bukan mahasiswa UIN, aku ingin memakai rok bila ke sana. Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa di lingkungan dengan atmosfer yang berbeda

Senin, 25 April 2016

Secarik kertas

Lakonnya, Secarik Kertas

Secarik kertas yang aku tempel di tubuh lemari, tepatnya di salah satu sisinya memaksa diriku berpikir keras untuk menuangkan sutau hal di layar kertas digital ini. Sekalipun aku tak punya ide, aku memutar otak agar menemukan ide yang pas dan cocok buat ditulis. Tapi sampai saat ini aku bingung mau menulis apa. Akhirnya aku putuskan menulis tentang secaraik kertas yang memaksa ku menulis itu.
Sekitar Jumat lalu aku menempelnya di lemari. Aku pun berusaha dan berkomitmen selalu melakukan apa yang tertera diatas kertas putih itu. Sebisa mugkin aku akan mencoba. Terus dan terus. Terkadang aku harus terjaga sampai menginjak pukul sebelas malam. Biasanya aku jarang tidur sampai jam segitu.
Hanya lima kata

Senin, 18 April 2016

Only Allah

Only Allah

“Tiap detik orang bisa berubah”, iya aku tahu dan percaya itu. Bahkan rencana yang sedemikian matang pun bisa berubah. Seperti tadi sob, rencanaku berubah tapi akhirya tetap terlaksana sih. Tanpa tangan Allah semuanya tidak bisa terjadi. Allah menyelematkan diriku. Ketika aku menginginkan sesuatu, dan kalau itu tidak baik menurut pandangan Allah, maka Allah akan menggagalkannya. Mudah bagi Allah untuk melakukannya. Kun fayakun, jadilah maka jadi. Sedangkan sebagai seorang hamba, pastinya kita kudu sami’na wa ato’na. Sendiko dawuh saja. Begitu kiranya. Apa yang Allah perintahkan, lakukan saja.
Jika kau bertanya padaku, apa sih pahalanya? Ya mana kutahu, kan itu kehendak Allah, biar Allah yang mengurusnya. Itu urusan Allah, bukan urusanku. Aku mah kagak tahu apa-apa. Aku cuma nyebarin

Selasa, 12 April 2016

Again

Lagi-lagi…

Sebenarnya aku sudah pernah menuliskannya. Di blog ini juga. seperti biasa, aku terinspirasi oleh senyumnya. Tulisanku kali ini juga terinspirasi oleh senyumnya. Entah apa pasal, aku merindukan senyumnya. Hanya saja aku mencoba berdamai dengan itu semua. biarkan berjalan secara alami. Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku merasakannya. Tapi aku tetap sadar, aku menganggapnya sebatas teman. Begitu pula dirinya dan aku paham. Tapi pengetahuanku terbatas untuk tahu keputusanNya. Jujur, dia teman yang baik. Aku akui itu, walaupun ada beberapa hal yang tidak berkesan, tapi aku menolerirnya.
Sekali lagi aku membayangkan wajahnya. Manis. Membayangkan dirinya tersenyum, aku ikut tersenyum. Bahkan dunia sekitar ikut tersenyum. Maka aku tidak ingin kehilangan senyumnya. Aku tidak

Senin, 04 April 2016

Dream

The Dream

Bicara tentang mimpi, aku juga punya mimpi. Aku ingin menjadi banyak hal. Aku ingin jadi pendidik, pengusaha, dan penulis. Bahkan sempat terpikir menjadi wartawan. Pula sutradara. Aku tahu profesi wartawan sangat beresiko. Karena dewasa kini, informasi menjadi sedemikian mahal. Masyarakat sudah bergeser. Dari masyarakat nyata menjadi masyarakat virtual alias masyarakat informasi. Sebuah kelompok yang dipersatukan dengan informasi. Pada tulisanku kali ini, aku tidak membahas tentang itu. Tapi tentang mimpiku. Aku ingin membuka sebuah taman baca. Aku punya sederetan kegiatan yang akan aku tekuni. Aku sudah mencatatnya. Semoga saja semuanya bisa terwujud.
Awal ini aku mencoba membuka olshop. Alhamdulillah, kini aku mulai merambah ke offline. Jadi tidak

Kamis, 31 Maret 2016

Pendidik

Anak-anak

Di panti tempatku mengajar, ada dua anak lelaki yang tinggal disana. Mereka sudah kelas dua SMP. Mereka berasal dari Madura. Tepatnya kabupaten Sampang. Dua anak lelaki tersebut mempunyai cerita sendiri-sendiri. Bisa dikata nasib, bisa juga disebut takdir. Mereka sama-sama ditinggal kedua orang tuanya. Baiklah sobat aku akan menceritakannya. Yang pertama sebut saja Fandi sebagai nama samaran. Anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya tidak bekerja alias pengangguran. Kakak Fandi ini harus sekolah di kelas yang mempunyai selisih satu tahun dengan Fandi. Dulu, kalau Fandi kelas 3 SD, kakanya kelas 2 SD. Sebenarnya selisih nya dua tahun. Tapi karena entah apa pasal kepala sekolah menaikkan kakaknya langsung kelas dua. Mungkin agar tidak jauh selisihnya dengan Fandi.
Demi sesuap nasi,

Selasa, 29 Maret 2016

Mimpi

Ingin Aku Jelajahi Tiap Jengkal Dunia

Keinginan untuk keliling dunia terbit ketika aku mulai bisa membaca. Bukan hanya bisa membaca tetapi benar-benar bisa membaca. Karena latar yang disuguhkan pengarang lewat cerita-ceritanya, aku terpesona. Seakan-akan aku terkena sihir yang membuatku ingin menginjakkan kaki di latar tempat dimana cerita itu terjadi. Meskipun hanya membayangkan, aku merasa berada persis disana. Di tempat cerita itu terjadi, sehingga mampu membuatku memiliki keinginan besar untuk mengunjunginya.
Ketika aku membaca novel tetralogi Laskar Pelangi yang berlatar pulau Babel, aku ingin berkunjung ke sana. Melihat langsung sekolah Andrea yang hampir roboh, dan menikmati kopi di warung kopi “Kutunggu Jandamu” atau “Tak Usah Kau Kenang Lagi”, walaupun aku tak terlalu suka kopi

Rabu, 17 Februari 2016

Perempuan Mandiri, Bukan Berarti Tak Butuh Laki-Laki

Perempuan Mandiri, Bukan Berarti Tak Butuh Laki-Laki

Tulisan ini terinspirasi pada saat aku mewawancarai seorang motivator.

Saat itu sedang hujan deras. Aku terdampar di masjid Unesa. Aku menemui informanku disana. Wawancara berlangsung lancar. Bahkan aku juga sempat cerita alias curhat. Sebuah topik yang menarik. Ketika aku bercerita padanya tentang sedikit riwayat hidupku, dia berkata, "sampeyan ini mandiri ya mbak?"
"Banyak orang yang bilang kayak gitu", jawabku.
"Tapi jangan terlalu mandiri mbak, nanti bisa-bisa ndak butuh laki-laki."
Aku tercengang mendengarnya. Mengapa informanku berkata begitu. Justru aku punya tujuan

Kamis, 28 Januari 2016

Moralitas Di ambang Krisis (Tugas)

Nama   : Sholihatul Muniroh
Matkul : Seminar Pembangunan

Moralitas Di ambang Krisis

Diawali dengan kata pembangunan. Banyak para ilmuwan-ilmuwan mengulas tentang sebelas huruf tersebut. Dari zaman dulu hingga sekarang, pembangunan menjadi hal yang sering didengungkan oleh para pejabat, petinggi, birokrat, teknokrat dan semacamnya. Kata itu seperti memiliki makna sakral yang harus diwujudkan. Para pendiri negara sedang berlomba-lomba mewujudkan di negaranya masing-masing. Kebijakan apapun diberlakukan, kekayaan berapapun dikeluarkan, tidak peduli rakyat miskin, anak terlantar, pedagang kaki lima, pedagang emperan, toko kelontong, rumah-rumah digusur, pedagang asongan diusir atau apapun yang menghalangi jalannya, segera dibumihanguskan sebagai dalih pembangunan.
Pembangunan dianggap sebagai obat mujarab di negara yang sedang berkembang. Para presiden sedang memikirkan

Kamis, 07 Januari 2016

MalezzzZZzZ…

MalezzzZZzZ…

Malas. Apa perlu aku menuliskan kata malas ini? sungguh aku benar-benar malas, bahkan hanya untuk menulis ‘malas’. Aku menulis tulisan ini pun dengan rasa malas yang menggelayut. Di bahuku, kakiku, bahkan pikiranku. Ia selalu membayang seperti hantu. Ia menjerat diriku tanpa ampun. Membayangkan khayalan-khayalan yang hadir di pikiranku. Rasanya ia ingin agar aku terlelap dalam buaiannya. Tersenyum mesra pada sang waktu yang telah memberikan berlimpah ruah waktu menganggur tanpa menghasilkan suatu karya apapun. Aku takut. Ia menyeretku terlalu dalam. Hingga aku jatuh terjerembab tak berdaya. Aku baru sadar ketika waktu mulai menghimpitku hingga sesak napas. Padahal aku tidak punya dan tidak ingin punya jenis penyakit macam ini. Aku ingin menghirup udara bebas. Apa masih pantas bila sekarang aku ingin menghirup udara bebas, sementara udara sekitar masih kotor?

Hati

Assalamualaikum sahabat semua.. long time no see.. how are you today.. Sudah lama aku tak nge-post tulisan apapun, tapi kini aku ingin men...