Hadiah
Aku melihatnya,
tepat di ayunan..
sedang melamun,
sedang meresapi,
atau sedang menyesali,
aku pun tak tahu..
lalu ku mencoba menyapa,
ia tersenyum.
Kuingat hadiah yang kujanjikan,
lalu ku menyuruhnya
tetap tinggal
sedikit pun tak beranjak
kecuali kepalanya yang mengangguk
tidak sampai nasi menjadi bubur
aku sudah kembali,
membawa sesuatu untuknya.
kali pertama
kulihat ia tersenyum
walau sedikit pucat dan matanya sembap
kasihan ia,
ingin aku bertanya,
tapi aku tak bisa
masalah apa yang sedang bertengger di pikirannya
aku pun tidak tahu
hanya senyum manisnya yang selama ini ia sembunyikan
kemudian ia tampakkan begitu saja
dengan sempurna..
mungkin aku tidak bisa membantunya,
mungkin aku tidak bisa mengobati dukanya,
tapi dengan sebuah senyum itu,
aku tahu pasti
aku bisa sedikit mengangkat lukanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar