Senin, 04 April 2016

Dream

The Dream

Bicara tentang mimpi, aku juga punya mimpi. Aku ingin menjadi banyak hal. Aku ingin jadi pendidik, pengusaha, dan penulis. Bahkan sempat terpikir menjadi wartawan. Pula sutradara. Aku tahu profesi wartawan sangat beresiko. Karena dewasa kini, informasi menjadi sedemikian mahal. Masyarakat sudah bergeser. Dari masyarakat nyata menjadi masyarakat virtual alias masyarakat informasi. Sebuah kelompok yang dipersatukan dengan informasi. Pada tulisanku kali ini, aku tidak membahas tentang itu. Tapi tentang mimpiku. Aku ingin membuka sebuah taman baca. Aku punya sederetan kegiatan yang akan aku tekuni. Aku sudah mencatatnya. Semoga saja semuanya bisa terwujud.
Awal ini aku mencoba membuka olshop. Alhamdulillah, kini aku mulai merambah ke offline. Jadi tidak
hanya online, tetapi juga offline. Aku menjual aneka baju khususnya perempuan. Sekarang aku masih menjadi reseller. Yah buat belajar awal-awal. Aku membuat grup di watsap, namanya Uni Fashions. Nah, selain itu aku juga punya shop lain. Shop ini modalnya patungan dengan salah seorang temanku yang kemarin aku ceritakan. Tidak perlu dibahas lagi ya? Rencananya, uang hasil jualan selain dinikmati sendiri juga akan diinvestasikan di usaha yang akan dibuka. Ada bimbel, café, dan macamnya. Semua sudah aku catat.
Aku tetap memikirkan mimpi-mimpi itu. Sepertinya butuh modal besar. Aku berencana untuk mengubah strategi. Aku berniat untuk menghubungi ibu kepala sekolah. Sambil sowan ke pondoknya, silaturrahim. Ibu kepala sekolah menengah atas. Namanya ibu Sholiha. Beliau lebih akrab disapa dengan bu Shol. Beliau ini sangat menginspirasiku. Asal kalian tahu kawan, bu Shol menjabat sebagai kepala sekolah kurang lebih selama dua puluh tahun lebih. Masya allah.. luar biasa. Ditilik dari usianya, bu Shol sudah tidak muda lagi. Bu Shol berkata ketika aku SMA dulu bahwa saat ini beliau mengajar cucu-cucu peserta didiknya dahulu.
Meskipun usianya dibilang cukup tua, bu Shol masih single. Bu Shol tidak menikah. Entah apa pasal, aku tidak tahu. Ketika bu Shol tahu aku diterima di UNESA, bu Shol sangat senang. Aku menjadi terkenal seketika. Dulu sih, aku tidak seberapa terkenal. Apa mungkin karena aku diterima di UNESA? Entahlah aku tidak tahu. Hal-hal yang seperti ini mungkin perlu dihindari. Bukan berarti menghindari orangnya. Tapi menghindari sikap senang berlebihan karena dipuji dan disanjung. Mengutip kata-kata bang Tere, bila kita senang karena dipuji, disanjung, dan segala macam, lalu kita harus sedih ketika semua itu hilang, berarti kebahagiaan kita masih tergantung pada orang lain.
Sebisa mungkin, mulai saat ini, yukk mari sama-sama tidak berlebihan dalam bersikap. Tertawa dan menangis seperlunya, cinta sewajarnya, dan berharap sedikit saja. Kita harus mandiri, tidak selalu menggantungkan hidup pada orang lain. Bersandarlah pada Tuhan, Allah Yang Maha Esa. Allah lah sebaik-baik tempat besandar. Allah lah sebaik-baik tempat meminta pertolongan, permintaan, perlindungan, dan apapun itu.
Allah tahu kebutuhan hambanya, maka Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Aku membaca kalimat ini di halaman-halaman yang memotivasi. Sekaligus sebagai bahan renungan.

Kembali pada mimpiku. Aku memang punya mimpi. Kalian pun harus memilikinya. Kata Arai dalam film Sang Pemimpi, “Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” Bila ada yang bertanya padaku, “apa kau percaya pada kekuatan mimpi?” Aku akan menjawab, “ya, saya percaya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hati

Assalamualaikum sahabat semua.. long time no see.. how are you today.. Sudah lama aku tak nge-post tulisan apapun, tapi kini aku ingin men...