Selasa, 12 April 2016

Again

Lagi-lagi…

Sebenarnya aku sudah pernah menuliskannya. Di blog ini juga. seperti biasa, aku terinspirasi oleh senyumnya. Tulisanku kali ini juga terinspirasi oleh senyumnya. Entah apa pasal, aku merindukan senyumnya. Hanya saja aku mencoba berdamai dengan itu semua. biarkan berjalan secara alami. Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku merasakannya. Tapi aku tetap sadar, aku menganggapnya sebatas teman. Begitu pula dirinya dan aku paham. Tapi pengetahuanku terbatas untuk tahu keputusanNya. Jujur, dia teman yang baik. Aku akui itu, walaupun ada beberapa hal yang tidak berkesan, tapi aku menolerirnya.
Sekali lagi aku membayangkan wajahnya. Manis. Membayangkan dirinya tersenyum, aku ikut tersenyum. Bahkan dunia sekitar ikut tersenyum. Maka aku tidak ingin kehilangan senyumnya. Aku tidak
boleh membuat kesalahan agar senyumnya tidak hilang begitu saja. Raib ditelan hari-hari. Aku mencoba mengatasi rasa rindu yang tiba-tiba menyergap memelukku. Membuat tidurku merasa tidak nyaman.
Bukan berarti aku mengatakan seperti ini, karena aku berhasrat untuk memilikinya. Bukan, bukan itu. Aku hanya ingin menikmati senyum manisnya, mendengarkan suaranya yang menurutku merdu, dan kejutan yang ia berikan. Aku tidak menuntut apapun. Satu hal yang kuingin darinya, agar dia selalu menampakkan senyumnya.
Begitu indah ciptaan Tuhan, Allah yang Khaliq. Masya Allah.. ciptaan Allah benar-benar indah, tiada duanya. Maha besar engkau Allah. Sebenarnya akan jadi apa dia dalam putaran hidupku? Apa yang akan engkau khabarkan padaku?
Aku selalu berpikir, mengapa Allah memperkenalkan dia padaku? Mengakrabkanku? Aku belum tahu jawabannya. Biarlah waktu yang menjawabnya. Karena itu suatu hal yang tidak pasti, maka sebisa mungkin aku tidak boleh berlebihan. Menyukainya hanya karena sifatnya yang baik. Menyukai ala kadarnya. Karena sesungguhnya, semua rasa adalah milik Allah ta’ala.
Berdasarkan pengamatanku saat dia putus dengan kekasihnya, dia sangat rapuh. Statusnya seperti mengharap iba orang lain, ingin diperhatikan, dan semacamnya. Aku tahu, hadirnya seseorang disampingnya terkadang membuatku resah. Tapi aku sadar, aku bukan seseorang yang spesial baginya. Just friend. Dan aku pun paham. Aku pun tidak menuntut agar dia menyukaiku.
Hanya saja, aku ingin selalu bisa melihat senyumnya. Bila memang dia bukan jodohku, aku ingin tak ada rasa cinta seorang kekasih diantara aku dan dia. Aku ingin rasa cinta seorang teman yang tumbuh. Bila memang dia bukan jodohku, hapuslah rasa suka sama suka yang bernafsu dan berhasrat antara aku dan dia. Bila dia bukan jodohku, dan perasaan cinta seorang kekasih yang tumbuh antara aku dan dia, aku akan merasa sedih dan bersalah. Aku tidak ingin membuatnya menangis. Aku tidak ingin menyakiti hatinya. Bukankah lebih baik perasaan cinta kekasih tidak pernah tumbuh, bila dia memang bukan jodohku? Tapi, bila dia memang jodoh yang Kau sembunyikan selama ini, biarkan rasa cinta kekasih tumbuh subur antara aku dan dia. Bahkan suburkanlah ya Allah..

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya kurasakan. Sebelum bertemu dengannya, aku juga pernah mencintai dan ternyata dia bukan jodohku. Aku juga tidak ingin menyakiti hatinya, aku tidak ingin melihat dia menangis meskipun dia sudah tidak bersamaku lagi. Sekarang aku menemukan seseorang yang menurutku dia baik. Aku tidak mau terjebak lagi dalam dunia kelam. Aku hanya bisa berdoa, karena aku percaya akan kekuatan doa, selain kekuatan mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hati

Assalamualaikum sahabat semua.. long time no see.. how are you today.. Sudah lama aku tak nge-post tulisan apapun, tapi kini aku ingin men...