Lagi-lagi…
Sebenarnya aku sudah pernah
menuliskannya. Di blog ini juga. seperti biasa, aku terinspirasi oleh
senyumnya. Tulisanku kali ini juga terinspirasi oleh senyumnya. Entah apa
pasal, aku merindukan senyumnya. Hanya saja aku mencoba berdamai dengan itu
semua. biarkan berjalan secara alami. Aku tidak ingin kehilangan dia. Aku
merasakannya. Tapi aku tetap sadar, aku menganggapnya sebatas teman. Begitu
pula dirinya dan aku paham. Tapi pengetahuanku terbatas untuk tahu
keputusanNya. Jujur, dia teman yang baik. Aku akui itu, walaupun ada beberapa
hal yang tidak berkesan, tapi aku menolerirnya.
Sekali lagi aku membayangkan
wajahnya. Manis. Membayangkan dirinya tersenyum, aku ikut tersenyum. Bahkan
dunia sekitar ikut tersenyum. Maka aku tidak ingin kehilangan senyumnya. Aku
tidak
boleh membuat kesalahan agar senyumnya tidak hilang begitu saja. Raib
ditelan hari-hari. Aku mencoba mengatasi rasa rindu yang tiba-tiba menyergap
memelukku. Membuat tidurku merasa tidak nyaman.
Bukan berarti aku mengatakan
seperti ini, karena aku berhasrat untuk memilikinya. Bukan, bukan itu. Aku
hanya ingin menikmati senyum manisnya, mendengarkan suaranya yang menurutku
merdu, dan kejutan yang ia berikan. Aku tidak menuntut apapun. Satu hal yang
kuingin darinya, agar dia selalu menampakkan senyumnya.
Begitu indah ciptaan Tuhan,
Allah yang Khaliq. Masya Allah.. ciptaan Allah benar-benar indah, tiada duanya.
Maha besar engkau Allah. Sebenarnya akan jadi apa dia dalam putaran hidupku?
Apa yang akan engkau khabarkan padaku?
Aku selalu berpikir, mengapa
Allah memperkenalkan dia padaku? Mengakrabkanku? Aku belum tahu jawabannya.
Biarlah waktu yang menjawabnya. Karena itu suatu hal yang tidak pasti, maka
sebisa mungkin aku tidak boleh berlebihan. Menyukainya hanya karena sifatnya
yang baik. Menyukai ala kadarnya. Karena sesungguhnya, semua rasa adalah milik
Allah ta’ala.
Berdasarkan pengamatanku
saat dia putus dengan kekasihnya, dia sangat rapuh. Statusnya seperti mengharap
iba orang lain, ingin diperhatikan, dan semacamnya. Aku tahu, hadirnya
seseorang disampingnya terkadang membuatku resah. Tapi aku sadar, aku bukan
seseorang yang spesial baginya. Just
friend. Dan aku pun paham. Aku pun tidak menuntut agar dia menyukaiku.
Hanya saja, aku ingin selalu
bisa melihat senyumnya. Bila memang dia bukan jodohku, aku ingin tak ada rasa
cinta seorang kekasih diantara aku dan dia. Aku ingin rasa cinta seorang teman
yang tumbuh. Bila memang dia bukan jodohku, hapuslah rasa suka sama suka yang
bernafsu dan berhasrat antara aku dan dia. Bila dia bukan jodohku, dan perasaan
cinta seorang kekasih yang tumbuh antara aku dan dia, aku akan merasa sedih dan
bersalah. Aku tidak ingin membuatnya menangis. Aku tidak ingin menyakiti
hatinya. Bukankah lebih baik perasaan cinta kekasih tidak pernah tumbuh, bila
dia memang bukan jodohku? Tapi, bila dia memang jodoh yang Kau sembunyikan
selama ini, biarkan rasa cinta kekasih tumbuh subur antara aku dan dia. Bahkan
suburkanlah ya Allah..
Aku tidak tahu apa yang
sebenarnya kurasakan. Sebelum bertemu dengannya, aku juga pernah mencintai dan
ternyata dia bukan jodohku. Aku juga tidak ingin menyakiti hatinya, aku tidak
ingin melihat dia menangis meskipun dia sudah tidak bersamaku lagi. Sekarang
aku menemukan seseorang yang menurutku dia baik. Aku tidak mau terjebak lagi
dalam dunia kelam. Aku hanya bisa berdoa, karena aku percaya akan kekuatan doa,
selain kekuatan mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar