Ingin
Aku Jelajahi Tiap Jengkal Dunia
Keinginan untuk keliling
dunia terbit ketika aku mulai bisa membaca. Bukan hanya bisa membaca tetapi
benar-benar bisa membaca. Karena latar yang disuguhkan pengarang lewat
cerita-ceritanya, aku terpesona. Seakan-akan aku terkena sihir yang membuatku
ingin menginjakkan kaki di latar tempat dimana cerita itu terjadi. Meskipun
hanya membayangkan, aku merasa berada persis disana. Di tempat cerita itu
terjadi, sehingga mampu membuatku memiliki keinginan besar untuk mengunjunginya.
Ketika aku membaca novel tetralogi
Laskar Pelangi yang berlatar pulau Babel, aku ingin berkunjung ke sana. Melihat
langsung sekolah Andrea yang hampir roboh, dan menikmati kopi di warung kopi
“Kutunggu Jandamu” atau “Tak Usah Kau Kenang Lagi”, walaupun aku tak terlalu
suka kopi
.
Ketika diriku menjelajahi
novel karya Habiburrahman dengan latarnya yang bernuansa Indonesia, Arab,
Mesir, Rusia, dan semacamnya, aku ingin singgah kesana. Menyaksikan megahnya
masjid Prospek MIRA di Rusia, berkeliling di kampus Al Azhar, atau mampir di Ponpes
Kediri atau juga ke masjid Menara Kudus.
Ketika aku menemukan diri
tenggelam dalam kalimat-kalimat Tere Liye dengan masing-masing latarnya, aku
juga ingin kesana. Ingin menikmati pasir putih di Gili Trawangan, berkeliling
tiga negara dengan sebuah bus yang akan mengantar keliling Kalimantan, Brunei,
dan Malaysia. Aku juga ingin naik sepit, dan masih banyak lagi.
Kemudian jika aku membaca
novel karya Zhaenal Fanani, aku ingin merasakan atmosfer baru dimana
pemberdayaan manusia dan lingkungan dimulai. Menjelajahi kealamian tempat yang
dimaksudkan di cerita.
Masih banyak lagi yang ingin
kukunjungi. Masih segudang lagi yang ingin aku lakukan. Tak terhingga. Semakin
aku membaca sebuah buku-buku cerita dengan latar yang sangat kental, aku
menjadi tertarik untuk mengunjunginya langsung. Bahkan aku mempunyai list kecil
yang disana, selain tujuan wisata yang ingin aku jelajahi di setiap jengkal
dunia, aku menambahkan ingin berkunjung ke latar tempat persis di buku cerita.
Selain buku cerita yang
menyihirku, aku tertarik untuk berkunjung ke tempat yang ada dalam film.
Kebanyakan film-film adalah duplikat dari novel dengan bentuk yang berbeda,
jenis yang berbeda, bahkan isinya sedikit berbeda karena sedikit perubahan.
Tapi tak masalah. Yang aku inginkan adalah berhijrah kesana. Menikmati panorama
alamnya, menjadi tamu di masyarakatnya, dan tentu saja menambah rasa syukur
kepada Yang Maha Kuasa.
Ketika aku terbuai dengan
tempat-tempat yang menurutku asing, yang tentu saja terdapat di buku cerita
atau film, aku biasa tanya pada mbah google.
Mencari tahu keberadaannya dimana, lokasi tepatnya, cara menuju kesana, dan
tetek bengek lain yang terkait. I like it.
Tertarik untuk berkunjung, memang
sangat wajar. Karena aku benar-benar ingin merasakan seperti sedang menjadi
saksi atas adegan-adegan dengan latar tertentu di film atau buku cerita. Aku
suka film yang berjenis religi. Fantasi juga suka, terlebih tiga dimensi
seperti Barbie. Korea, suka tapi terbatas bila terkait dengan sejarah. Film barat
aku juga suka. Apalagi yang berkisah tentang petualangan, sejarah, detektif,
dan lainnya yang berhubungan dengan petualangan alias mengunjungi suatu tempat.
Daftar list semakin banyak.
Tempat wisata semakin berjubel disana. Tinggal menambah bila ada destinasi
menarik, atau berencana untuk mengunjunginya.
Sepertinya, Indonesia
menjadi target pertama khususnya Jawa Timur. Provinsi dimana aku tinggal. Duh
aku senang sekali membayangkan bisa keliling dunia. Apalagi negara yang selalu
menyuguhkan empat musim. Musim panas dengan matahari yang bersinar hangat,
musim dingin yang ditandai turunnya salju, musim gugur yang ditandai dengan
daun-daun yang berguguran dari dahannya, dan musim semi, dimana bunga-bunga
mekar dan semuanya bersemi memadu kasih, memulai kehidupan baru.
Semoga mimpiku menjelajahi
tiap jengkal dunia terkabul. Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar