Senin, 23 Mei 2016

Wonten..

Ada

Masya allah.. sebenarnya apa yang ingin Allah tunjuk dan ajarkan padaku? Apa hikmah dibalik semuanya? Iyya kana’ budu wa iyyaka nasta’in.
Baru kemarin malam aku menjadikan dirinya topik menulisku. Esoknya nebeng dia sampai pom benjeng. Apa kebetulan?
Pagi ini, aku balik ke kos. Rencananya aku naik angkot seperti biasa. Nanti ke gang, aku diantar sama bapak. Lah tadi sudah mau berangkat, eh si “D” dari arah barat mau berangkat sekolah. Jadi bapak mencegatnya. Suruh aku agar nebeng. Ya gak papa sih. Kasian bapak juga, kan harus ke sawah. Panen. Akhirnya aku nebeng sama si “D”. Tadi dia bawa motor matic, bukan motornya yang gedhe. Yang buat aku sedikit tertawa lihat helmnya. Warnanya pink. Tak masalah sih dengan
warnanya. Tapi kalo plus dibalut dengan gambar masha? :D kocak banget tauu.
Agak canggung sih ngomong sama dia. Padahal dulu biasa saja. Toh aku dulu yang ngajarin dia baca iqro’. Tapi sekarang kug rasanya beda ya?
Sebisa mungkin aku bersikap biasa saja. Akhirnya dia dulu yang buka percakapan. Tanya tentang kuliahku, semester berapa, yah seputar itu. Aku jawab dengan singkat saja. Sepanjang itu, aku diam saja. Masih mikir mau ngomong apa. Rupa-rupanya dia terus yang bertanya.
Aku nebengnya tidak sesuai rencana. Rencananya sampai gang. Dia menawari lebih jauh. Ya sudah aku jawab saja, kalo ada angkot yang lewat. Kebetulan di pasar Benjeng, ada angkot, tapi berhenti. Jadi Aku menyuruhnya terus saja menyalip angkot lain yang sedang jalan di depan. Aku minta turun di pom sambil nunggu angkot yang tadi lewat. Aku pun tak lupa mengucapkan terima kasih. Bahkan aku mengundangnya agar datang di wisudaku. Yah mungkin saja dia ingin tau. Bukan apa-apa sih. Hanya menawari biasa. Dia menolehkan kepalanya sebentar, senyum sebentar, mengucapkan beberapa kata sebentar sambil menganggukkan kepala lalu menjalankan motornya menjauh.
Angkot sudah mendekat. Aku melambaikan tangan ke arahnya. Sekonyong-konyong angkot pun berhenti dan aku naik dengan senyum sendiri. Entah apa pasal.
Eit jangan menduga yang bukan-bukan. Terkadang banyak orang yang salah menilai atas sikapku. Padahal hanya rasa simpati, kagum, dan kawan-kawannya. Hanya saja aku belum bisa atau bahkan tidak bisa membedakan diantara sikap-sikapku. Apa aku hanya simpati biasa atau ada maksud lain.
Terkadang pula, banyak membuat teman-temanku mengira kalau aku menyukainya (teman-temanku) berlebihan. Tidak hanya simpati, tapi juga perhatian. Begitu katanya. Ah aku tak tahu pasti. Aku hanya memberikan simpati, kagum, perhatian yang sebenarnya biasa-biasa saja, tapi aku belum bisa membedakan satu dengan yang lain. Tapi satu hal yang kau harus tahu teman, aku tahu batas-batasnya. Sebisa mungkin aku tidak akan melewati batas itu dan akan bertindak sesuai batasnya.
Aku juga tidak ingin mempermainkan hati orang. Yah, karena salah sangka itu, dikira aku mempermainkan dan sebagainya. Maafkan teman, maafkan. Aku hanya ingin dianggap. Anggaplah aku ada, itu yang kuinginkan. Dimana aku bisa menyentuh diriku sendiri dan aku juga yakin bahwa aku ini benar-benar ada. Karena kalian percaya aku ada, maka aku merasa ada di dunia ini. Kalau kalian menganggap sebaliknya, bisa-bisa aku tidak yakin bahwa diriku ini ada.

Semua orang pasti ingin dirinya dianggap ada. Tidak ada orang yang ingin dianggap tidak ada. Mereka menggunakan caranya sendiri agar keberadaan mereka diakui bahkan dalam suatu komunitas tertentu. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hati

Assalamualaikum sahabat semua.. long time no see.. how are you today.. Sudah lama aku tak nge-post tulisan apapun, tapi kini aku ingin men...